Translate

Senin, 24 Desember 2012

sejarah denjaka



denjaka-logo.jpg
denjaka_patch.jpg
Detasemen Jala Mengkara
Menelusuri sejarah Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), bermula pada 4 Nopember 1982, ketika KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.
Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Intai Amfibi (Taifib) dan Pasukan Katak (Paska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13-11-1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Kormar yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.
Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara. TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kedua satuan pernah beberapa kali melakukan latihan gabungan dengan US Navy SEAL.
The history of Jala Mengkara Detachment (Denjaka) started on November 4, 1982 when the Indonesian Navy Chief of Staff formed a unit called Navy Special Forces (Pasusla). The existence of Pasusla was urgently needed to counter the terrorism activities in the sea.
In the initial phase, 70 personnels from Amphibious Reconnaissance Unit and Underwater Special Unit were recruited to form Pasusla. The trainings for this new unit was under the command of Western Fleet commander with the assistance from the Marine Corps commander. The Navy chief of staff was the operational commander for Pasusla. Western Fleet Command Headquarter became the units base.
Upon further development of this unit, Navy chief of staff requested Indonesian Armed Forces commander to form Denjaka. The armed forces commander agreed to this request and since then Denjaka became the Naval Anti-Terror Unit. According to Navy chief of staff direction, Denjaka is a Marines special unit that has the responsibilities to be capable to conduct anti-terror, anti-sabotages, and naval clandestine operations under direct command of armed forces commander.
Denjaka recruitment process started after the conclusion of Para and Commando trainings. Before enrolling in Denjaka training, the troop must have been qualified to become an amphibious surveillance unit member. In its operation, this special forces unit must be able to reach the operational target via sea, underwater, or airborne. This unit has been conducting several joint-practices with the US Navy SEAL teams.
denjakarescuetrain1.jpg
Hostage rescue operation training.
denjakawalltrain1.jpg
Training to attack using ropes on high walls.
denjaka_stairs.jpg
denjaka_weapon1.jpg
denjaka_weapon2.jpg

denjaka-sniper1.jpg

Minggu, 23 Desember 2012

varian pindad


Pindad juga berencana mengembangkan sistem roket dan peluru kendali yang bisa dipasangkan pada kendaraan-kendaraan tempur itu.

Dari pengalaman Tentara Nasional Indonesia (TNI) melaksanakan operasi militer di Aceh tahun 2000-an, tercatat sejumlah prajurit cedera. Uniknya, bukan karena kontak fisik atau kontak senjata dengan pemberontak, namun sedang berada di kendaraan tempur.

Buruknya kualitas kendaraan tempur maupun kendaraan angkut personel TNI di masa lalu menjadi salah satu faktor yang mengurangi tingkat keberhasilan operasi militer.

"Maka di tahun 2004, Panglima TNI saat itu, Pak Endriartono Sutarto, meminta kepada kami untuk mendesain dan membuat kendaraan tempur angkut personil. Jadilah kendaraan APS3. Dari situlah awalnya sampai sekarang kami membuat kendaraan tempur militer," jelas Direktur Produk Manufaktur PT Pindad, Tri Hardjono, di Bandung, Selasa.

Saat ini, Pindad berhasil mengembangkan enam varian kendaraan tempur maupun angkut personil yang lazim dipakai personil TNI/Polri saat ini.

Inilah enam varian kendaraan tempur dan angkut personil yang mampu diproduksi PT Pindad

1. Panser Pindad Anoa 6x6 Armoured Vehicle Mortar

Kendaraan lapis baja yang satu ini mampu membawa hingga enam personil dan dilengkapi global positioning system (GPS0 dan alat navigasi lainnya. Peralatan dan monitor navigasi ini terletak dekat dengan kemudi. Dengan kemudi di sebelah kanan, kendaraan ini memiliki persenjataan pelontar mortir kaliber 81 milimeter yang dioperasikan secara manual.

Kendaraan ini bisa dipacu hingga kecepatan 80 kilometer per jam, mengkonsumsi bahan bakar 1 liter untuk tiap 3 kilometer jarak yang ditempuh, dan jarak tempuh maksimum 600 kilometer.

Mesin yang dipakai adalah tipe 6 silinder dengan kekuatan 320 tenaga kuda. Sistem automatic telah diterapkan pada sistem transmisi, suspensi, hingga pengereman. Untuk harga, menurut seorang staf Pindad, rata-rata US$ 1 juta per unitnya. Namun itu sangat tergantung pada spesifikasi dan jumlah pesanan.

2. Panser Pindad 6x6 Anoa V.2

Spesifikasi panser yang satu ini mirip dengan versi pelontar mortar di atas. Bedanya, yang ini khusus untuk angkut personil, didesain sedemikian rupa hingga mampu mengangkut 13 penumpang. Di sisi persenjataan, panser ini membawa senjata kaliber 7,62 milimeter dan kaliber 12,7 milimeter.

3. Panser Pindad 6x6 Armoured Vehicle Recovery

Panser ini cocok digunakan untuk misi penanggulangan bencana alam maupun pasca bencana. Sistem teknikal panser ini mirip dengan dua panser di atas. Namun berbeda untuk kemampuan dan persenjataan yang dihilangkan di panser ini. Panser ini lebih tinggi sekitar 300 milimeter dibanding dua panser di atas, tapi hanya bisa membawa tiga penumpang saja.

Tapi jangan kaget karena ada hydraulic crane di bagian belakangnya, beserta sejumlah perlengkapan lain seperti 20 ton hydraulic jack, mesin chain saw, pemotong baja, hingga genset 2 KVA.

4. Kendaraan angkut personil ringan (APR1V1)

Kendaraan ini dirancang untuk meningkatkan performa prajurit infanteri dalam mengejar dan mendekati sasaran musuh. Dibuat dengan plat baja yang tahan tembakan, kendaraan ini dilengkapi senjata SMB 12,7 mm, AGL 40 mm dan SMS 7,62 mm.

Kendaraan yang mampu membawa 13 personil ini begitu lincahnya hingga mampu dipacu 100 km per jam di jalanan umum. Mesin yang digunakan adalah diesel empat silinder.

5. Kendaraan angkut personil ringan versi polisi (APR2V1)

Kendaraan ini dirancang untuk membantu kepolisian dalam memobilisasi pasukan pengamanan atau kebutuhan ambulans. Mobil ini dilengkapi dengan sembilan manhole yang berguna untuk mengintai sekaligus sembilan lubang tembak.

Memakai mesin diesel 4 silinder model NKR 66HD, kendaraan ini mampu membawa 12 personil dan dipacu hingga 120 km per jam. Dinding kendaraan ini dilapisi baja tahan peluru 5,56 mm dan 7,62 mm. Pindad menyatakan dasar rancangan kendaraan ini adalah kendaraan komersial sehingga memudahkan penyediaan suku cadang dan perawatan.

6. Kendaraan Anti-riot Water Cannon

Kendaraan ini cocok untuk menghalau demonstrasi maupun mendinginkan penonton konser musik di siang hari yang terik. Bisa membawa empat personil dengan 4.000 liter air dan jarak tembakan air hingga 50 meter, kendaraan ini mampu dipacu hingga 100 kilometer per jam dan membawa sejumlah perlengkapan seperti kamera dan recorder, busa antimolotov, gas air mata, hingga persenjataan suar.


Menurut Tri Hardjono, dalam program jangka panjang 2010-2015, Pindad akan mengembangkan kemampuan pembuatan Kendaraan Tempur Kanon Amfibi. Rencananya, prototipe dikeluarkan tahun 2012, dan langsung bekerja di tahun berikutnya untuk memenuhi permintaan TNI yang butuh peremajaan sejumlah kendaraan amfibinya. "Perkiraan harga Rp 35 miliar per unit. Kebetulan Marinir TNI AL meminta kami memenuhi kebutuhan tank amfibi mereka," kata Tri.

Bekerjasama dengan produsen senjata nasional lain, Pindad juga berencana mengembangkan sistem roket dan peluru kendali yang bisa dipasangkan pada kendaraan-kendaraan tempur itu.

Saat ini, khusus untuk panser 6x6, Pindad sudah mendapat order dari TNI dan Militer Malaysia yang berencana membeli 32 unit. "Dari kendaraan sejenis yang juga ditawarkan Korsel dan Prancis, Malaysia memilih produk kita. Mereka mau beli 32 unit," ujar dia.

peta kekuatan militer

Peta Kekuatan Angkatan Udara Asia Tenggara

Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-negara Kasawan Asia Tenggara. Pada masa itu TNI AU memiliki sejumlah pesawat tempur dan bomber strategis tercanggih di jamannya dan semuanya berasal dari Uni Soviet. Ketika itu paling tidak AURI memiliki 25 unit pesawat bomber Tu-16KS-1, pesawat tempur Mig-15, Mig-17, Mig-19, Mig-21, pembom ringan Il-28 dan lain sebagainya. bukan saja dari sisi kelengkapan armada tempurnya saja AURI juga banyak memiliki pilot-pilot handal dan 'nekad'.
 

 
Seiring dengan bergantinya puncak kekuasaan, arah politik luar negeri RI dan pengarun AS terhadap perkembangan militer di Indonesia kian merubah haluan peralatan tempur TNI AU yang cenderung memakai peralatan militer dari blok barat seperti Amerika dan sekutunya, hal ini membuat armada tempur AURI rontok secara perlahan.

Dimasa Ordebaru kekuatan udara Indonesia banyak dilengkapi dengan produk dari blok barat dan sekutunya sebut saja pesawat tempur F-16, F-5, C-130 dari Amerika dan Hwak-200 dari Inggris telah menjadi tumpuan TNI AU pada masa orde baru bahkan hingga kini. 


Saat konflik Timor-timor Indonesia dituduh telah melaggar HAM, hal ini menyebabkan pemberlakuan embargo dari tahun 1999 - 2005 oleh AS dan sekutunya terhadap peralatan militer Indonesia termasuk pesawat tempur TNI AU bahkan Inggris terang-terangan melarang penggunaan pesawat Hwak saat terjadi konflik di Aceh, hal ini membuat banyak peralatan militer RI harus di grounded. Kekuatan tempur pesawat TNI AU sangat terpukul kala itu bahkan bebepara pelanggaran batas wilayah juga terjadi sebut saja Australia pernah mengirimkan pesawat tempur F-18 diwilayah NKRI dan pesawat TNI AU tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah itu.

Kini TNI-AU tengah berbenah kembali untuk menjadi yang terkuat dikawasan Asia Tenggara, siap mempertahankan kedaulatan Negara dari berbagai gangguan dan pelanggaran udara dari negara tetangga.

Peta Kekuatan Angkatan Udara di Asia Tenggara

Pada bagian kali ini akan difokuskan pada inventory pesawat tempur dan juga rudal serta pesawat peringatan dini yang dimiliki negara kasawan Asia Tenggara. Untuk ketangguhan pilot dan paktor ‘man behind the Gun’ tidak akan dibahas.
 


Kekuatan Udara Malaysia

Angkatan Udara Malaysia (Tentera Udara Diraja Malaysia/TUDM) didirikan pada tahun 1958 sebagai Tentera Udara Persekutuan Malaya. Kekuatan udara Malaysia cukup disegani dan di perhitungkan di kawasan ASEAN, saat ini TUDM mengoperasikan sebuah kombinasi unik yang menggabungkan beberapa jenis pesawat udara modern buatan Amerika Serikat, Eropa, dan Rusia. berikut kekuatan udara Malaysia :
 

Multi Role Fighter

  • 18 Su-30MKM Flanker-C
  • 14 MiG-29N Fulcrum-A
  • 2 MiG-29NUB Fulcrum-B
  • 8 F/A-18D Hornet
  • 8 F-5E Tiger II
  • 3 F-5F Tiger II
  • 18 Hawk Mk.208
Reconnaissance
  • 2 RF-5E Tigereye
Communications Transport
  • 11Cessna 402B Utililiner
Transport
  • A-400M
  • C-130H Hercules
  • C-130H-30 Hercules
  • C-130T Hercules
  • C-130MPHercules
  • L-100-30 Hercules
  • CN-235-220M
  • Canadair Global Expres
  • Dassault Falcon 900B
  • Beech 200 Super King Air
  •  DHC-4A Caribou     1966     Canada
VIP Helicopter
  • 2  AS-61NS Sea King 
  • S-70A Black Hawk
Helicopter
  • Mi-171Sh Hip-H
  • 30 S-61A-4 Nuri
  • 8 SA-316 Alouette III1     
  • A-109C Hirundo
  • Bell 47G Sioux
Training
  • 10 Hawk Mk.108 
  • 7 MB-339AM
  • 8 MB-339CD
  • 37 PC-7 Turbo-Trainer
  • 9 PC-7 MkII
  • 20 MD3-610 Datwyler, AeroTiga 
  • SAL Bulldog 102


Kekuatan Udara Singapura

Angkatan Udara Republik Singapura berdiri sejak tahun 1968. Sejak awal kemerdekaanya Singapura menjalin hubungan militer dengan Israel dan Amerika Serikat tidak heran rasanya jika kini militer Singapura menjadi salahsatu kekuatan menakutkan di Asia Tenggara, ditambah lagi dengan kemampuan belanja militer yang sangat besar tiap tahunnya membuat militer negara ini semakin kuat. berikut kekuatan udara Singapura:

 Multi Role Fighter
  • 24 Boeing F-15SG Strike Eagle
  • 22 F-16C Block 52
  • 40 F-16D Block 52
  • 36 Northrop F-5S
  • 9  Northrop F-5T
Transport
  • 10 C-130H-30 Hercules
  • 4 Fokker 50UTL
Helicopter
  • Mi-171Sh Hip-H
  • 30 S-61A-4 Nuri
  • 8 SA-316 Alouette III1     
  • A-109C Hirundo
  • Bell 47G Sioux
Training
  • 19 Pilatus PC-21
  • 18 ST Aerospace A-4SU/TA-4SU Super Skyhawk 
  • 5 Eurocopter EC-120 Colibri
UAV  
  • IAI Searcher Mk 2 
  • Elbit Hermes 450 UAV
  •  
  • semoga bermanfaat artikel saya
  • sumber
  •  

Strategi Militer - Informasi Pertahanan dan Keamanan Indonesia

Rabu, 19 Desember 2012

20 militer terbaik

Berikut ini adalah 20 Angkatan bersenjata terbaik Versi Globalfirepower.com.
1
Map of United States of America U.S.A.
2
Map of Russia Russia
3
Map of China China
4
Map of India India
5
Map of Germany Germany
6
Map of France France
7
Map of Japan Japan
8
Map of Turkey Turkey
9
Map of Brazil Brazil
10
Map of United Kingdom U.K.

11
Map of Italy Italy
12
Map of South Korea South Korea
13
Map of Indonesia Indonesia
14
Map of Mexico Mexico
15
Map of Canada Canada
16
Map of Iran Iran
17
Map of Egypt Egypt
18
Map of North Korea North Korea
19
Map of Spain Spain
20
Map of Pakistan Pakistan

Untuk melihat kondisi terkini perkembangan kekuatan militer di dunia bisa anda lihat pada situs globalfirepower.com

5 pasukan terbaik

1) Special Air Service (SAS), England
Seragam SAS Inggris (foto kaskus.us)
Seragam SAS Inggris (foto kaskus.us)
SAS adalah resimen pasukan khusus dalam Angkatan Darat Inggris yang pernah menjadi model bagi pasukan khusus dari negara-negara lain. SAS membentuk bagian signifikan Pasukan Khusus Kerajaan Inggris Special Boat Service (SBS), Special Reconnaissance Regiment (SRR), dan Pasukan Special Support Group (SFSG).
Bela dirinya dinamakan Gon-Ryu, sejenis karate. Alumninya banyak yang menjadi mentor-mentor dan kontributor acara televisi, seperti Bear Grylls (Survival Expert, Discovery Chanel), Ross Kemp di BBC Knowledge, dan sebagainya.
Konon kalau sedang latihan perang gerilya, sisa kotoran mereka dibawa agar musuh tidak dapat mengendus jejaknya.
2) Israel Defence Forces (IDF), Israel
IDF dibantu The Mossad (Hamossad leModi’in uleTafkidim Meyuchadim) bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen dan operasi-operasi rahasia termasuk kegiatan paramiliter. Ini adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal). Peran dan fungsi yang sama dengan Central Intelligence Agency (CIA) dan Secret Intelligence Service (SIS). Direkturnya bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri.
Beladirinya dinamakan Krav Maga, mengandalkan kekuatan fisik dan teknik melumpuhkan musuh yang efektif dan efisien. Pemuda-pemuda Palestina sering dijadikan objek latihan, caranya dengan diangkat lalu tulang punggungnya dihantamkan ke paha prajurit IDF atau Mossad hingga patah.
Moto yang digunakan adalah, “Cegah serangan pertama, netralkan lawan, buatlah mereka melihat mimpi buruk akan hal yang mereka perbuat.”
Kitab Talmud lengkap dengan tentara Rabbi-nya selalu menyertai serangan-serangan Israel ke Palestina (foto blogspot.com)
Talmud lengkap dengan tentara Rabbi-nya selalu menyertai serangan-serangan Israel ke Palestina (foto blogspot.com)
3) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Indonesia
Kopassus adalah pasukan khusus Angkatan Darat Indonesia. Sering digunakan untuk melaksanakan misi operasi khusus bagi pemerintah Indonesia, baik tindakan langsung seperti: konvensional perang dan sabotase, maupun kontra-pemberontakan: kontra-terorisme dan pengumpulan intelijen. Kopassus ini didirikan pada tanggal 16 April 1952.
Beladirinya dinamakan Merpati Putih. Alumni Kopassus banyak yang menjadi pasukan perdamaian dunia.
Dengan moto, “Berani, Benar, Berhasil” Kopassus telah menorehkan banyak prestasi, diantaranya :
  • Kopasus juga juara pertama lomba sniper dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pasific Desember 2006 hanya dengan mengandalkan senjata buatan Pindad. SAS Australia berada pada peringkat kedua;
  • Kopasus menempati urutan runner-up dari 35 peserta dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer (intelijen - pergerakan - penyusupan - penindakan) pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina Austria. Nomor satunya Delta Force USA;
  • Negara-negara Afrika utara dan barat sekarang memiliki acuan teknik pembentukan dan pelatihan pasukan elite mereka. 80% pelatih mereka dari perwira-perwira Kopasus;
  • Pasukan Paspampres Kamboja adalah pasukan elit yang dilatih oleh Kopassus;
  • Pada perang Vietnam, para tentara Vietkong meniru strategi RPKAD dalam berperang melawan Amerika Serikat yang mengakibatkan kekalahan Pasukan Amerika yang mempunyai persenjatan canggih dan lengkap. Strategi yang digunakan adalah Perang Gerilya. Sejak itu buku AH Nasution tentang Perang Gerilya menjadi buku acuan di Akademi Militer USA West Point.
4) Special Force Resimen (Spetsnaz), Rusia
Specnaz (bahasa Rusia: Войска специального назначения, (спецназ, pengucapan [spʲɪtsnas]) atau voyska spetsialnogo naznacheniya; adalah istilah umum untuk “pasukan khusus” dalam bahasa Rusia. Pasukan khusus Rusia tersebut secara khusus mengacu ke tiap elit atau unit Spetsnaz di bawah subordinasi Dinas Keamanan Federal (FSB) atau Rusia Pasukan Internal Departemen Dalam Negeri, dan unit dikontrol oleh dinas intelijen militer GRU.
Beladirinya dinamakan Russian Sambo.
5) Groupe d’Intervention de la Gendarmerie Nationale (GIGN), Perancis
GIGN adalah pasukan elit Perancis untuk tujuan kontra-terorisme dan penyelamatan sandera. Mereka adalah bagian dari kekuatan militer yang disebut Gendarmerie. Meski para anggotanya berstatus militer, mereka juga dituntut melaksanakan tugas-tugas polisi di luar daerah.
Dengan demikian unit GIGN ditingkatkan lebih dekat dengan tim SWAT daripada unit militer murni seperti tentara Inggris SAS. Para operator dilatih untuk mengikuti peraturan polisi dan mencakup negosiasi dan penyelidikan spesialis.
Beladirinya dinamakan Savate.
sekian info dari saya semoga bermanfaat

sejarah taliban

Gerakan Taliban bermula pada tahun 1994, pada saat sebuah kelompok kecil dari kalangan Talib (pelajar ilmu agama; dalam bahasa Afghan, kata talib dijamakkan menjadi Taliban, dengan demikian kata taliban berarti pelajar ilmu agama) dan Mulla Afghan di Kandahar melakukan pengusiran terhadap para perampok yang biasa merampok kafilah (yang mengadakan perjalanan) dan melakukan pemerkosaan kepada wanita di sekitar Kandahar. Para Talib itu, yang dipimpin oleh Mulla Muhammad Umar berhasil merampas senjata para perampok dan menemukan beberapa wanita yang diculik dan sebagian lagi dibunuh setelah diperkosa. Sebagian perampok itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman sesuai dengan syariat. Sebagian dari gerombolan perampok melarikan diri dari Kandahar. Kemudian, berkembanglah euforia dan semangat di kalangan penduduk Kandahar, lantas mereka memecat gubernur Kandahar yang berada di bawah pemerintahan Rabbani, karena ia tidak mampu menghadapi para perampok itu. Mereka pun mengangkat Mulla Muhammad Umar sebagai amir mereka. Mulla (Mulla adalah mahasiswa ilmu syariah yang berhenti dari sekolah sebelum memperoleh gelar, sedangkan maulawi adalah yang telah berhasil meraih gelar) akhirnya mengumumkan penerapan syariat Islam di Kandahar, kawasan yang mereka kuasai. Tersebarlah berita keamanan yang terwujud di kawasan Kandahar, sehingga berdatanganlah delegasi para Talib dan penduduk kawasan utara dan barat yang bertetangga dengan Kandahar. Para pelajar agama itu meminta mereka untuk memerintah dan menerapkan syariat Islam di wilayah-wilayah mereka. Para Talib itu membantu mereka dalam mengatur wilayah tersebut di bawah kekuasaan mereka dan dalam penerapan syariat. Dengan demikian, Taliban telah menguasai sekitar seperlima Afghanistan tanpa peperangan, akan tetapi karena keinginan penduduk kawasan tersebut akan diterapkannya syariat Islam dan terciptanya keamanan. Itulah awal mula gerakan ini. Dr. Sami Muhammad Shalih Dallal melukiskan bagaimana gerakan Taliban sering meraih kemenangan ini tanpa peperangan. Ia mengatakan:
“Dari rahim sekolah-sekolah agama di Kandahar, dengan fatwa para ulama di kawasan Mayuan, muncul Taliban pada hari jumat, 15 Muharram 1415 H bertepatan dengan 24 Juni 1994 M di medan konflik perubahan. Ia berawal dari beberapa belas penuntut ilmu agama yang dipimpin oleh Mulla Muhammad Umar, kemudian banyak penuntut ilmu yang bergabung dengan mereka, di mana kebanyakan mereka itu lulusan Universitas Haqqaniyah di Peshawar, Pakistan. Dalam sebuah pertemuan besar yang dihadiri oleh 1500 ulama Aghanistan, terpilihlah pimpinan dan perintis gerakan Taliban, Mulla Muhammad Umar sebagai Amirul Mukminin. Mulailah gerakan Taliban menaklukkan kawasan-kawasan Afghanistan, satu demi satu, bermula dari kawasan Ruzajan, dengan pasukan yang jumlahnya hanya sebanyak 313 orang, di mana kelak kekuasaannya meluas sedikit demi sedikit. Keadaan ini terus berlangsung hingga akhirnya ia menguasai mayoritas kawasan itu. Seluruh faksi yang semula saling bertempur sejak kekalahan Rusia pada tahun 1989 M berhasil dikalahkannya. Pada masa itu, Pakistan mendukung Taliban dan mempermudah gerakan para Talib ke Afghanistan untuk bergabung dengan Taliban. Pakistan juga membuka perbatasan untuk suplai logistik bagi Taliban. Karena kedudukan terhormat para ulama, maulawi, dan Talib di masyarakat Afghan, Taliban meraih kemajuan dengan menguasai kawasan-kawasan lain di utara dan timur. Saat itu, Rabbani, sebagai penguasa di Kabul belum mengumumkan sikapnya, sebagai taktiknya, karena ia mengetahui bahwa pasukan Hikmatyar-lah yang memisahkan wilayah kekuasaan mereka dari Kabul. Bahkan, ia menawarkan bantuan kepada mereka untuk menjadi gerakan agama yang menjalankan tugas untuk melakukan koreksi serta amar makruf dan nahi munkar. Akan tetapi Hikmatyar memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerah kepada Taliban. Terjadilah pertempuran di antara mereka di kawasan Ghazni, kemudian ke utara hingga kawasan Kabul, di mana wilayah kekuasaannya jatuh satu persatu tanpa peperangan atau dengan peperangan kecil, karena kebanyakan komandan dan faksi mujahidin, bahkan juga perampok, ragu untuk terjun berperang melawan para penuntut ilmu agama.
Beberapa faksi lain, seperti faksi Yunus Khalish dan pasukan Haqqani menyerahkan wilayah kekuasaan mereka kepada Taliban di Paktia dan Khost. Kebanyakan komandan Sayyaf juga enggan untuk berperang melawan para Talib itu. Mereka menyerahkan Nankarhar dan Jalalabad kepada Taliban, karena mereka melihat akhlak para Talib itu, serta tindakan mereka menerapkan syariat Islam, beramar makruf nahi munkar, mewujudkan stabilitas keamanan, memburu para perampok, dan mengamankan jalan. Kemudian, Taliban berhasil mencapai perbatasan Kabul. Mereka menghadap kepada Rabbani dengan sejumlah tuntutan, yang paling penting di antaranya adalah penerapan syariat Islam. Kemudian, Rabbani meminta mereka mengirimkan delegasi untuk berunding dengannya. Akan tetapi, Mas’ud, menteri pertahanannya, setelah berjanji kepada mereka untuk menyerahkan senjata, menghentikan peperangan, dan berdialog dengan mereka, justru mengkhianati mereka pada pagi hari berikutnya dan membunuh sejumlah qurra dan penghafal al-Quran yang menjadi delegasi dari para Talib itu. Disebutkan bahwa jumlah orang-orang yang dikhianati itu, yang dibunuh di dalam masjid mencapai hampir 250 talib. Akhirnya, Taliban menyerang Kabul, yang dalam waktu singkat berhasil dijatuhkan pada malam 26 September ’96, karena tidak adanya kepercayaan di antara dua faksi yang mempertahankannya, yaitu; kelompok Mas’ud dan kelompok Hikmatyar. Sebelum subuh, Taliban memasuki Kabul setelah terjadi pertempuran ringan dengan sebagian penjaganya dari kelompok pasukan Mas’ud, Rabbani, dan Sayyaf. Maka, faksi-faksi itu melarikan diri ke arah utara, untuk menghentikan peperangan di garis Gunung Siraj, pintu gerbang koridor Salink, dan kawasan utara. Saat itu, usia Taliban dihitung dari kemunculannya sekitar dua tahun. Kekuasaan Taliban berhenti di kawasan timur, selatan, barat, dan barat laut, hingga kawasan Herat. Sedangkan hampir seluruh kawasan utara yang meliputi sekitar 15% kawasan Afghanistan dengan ibukotanya Mazar-i Syarif masih belum dikuasai oleh Taliban.
Pada pertengahan tahun ’97, Taliban bergerak ke arah utara dan dalam sebuah gerakan cepat berhasil menguasai sebagian besar kawasan utara, dan jatuhlah ibukota Mazar-i Syarif ke tangan mereka. Saat itu seluruh dunia menyangka bahwa kekuasaan Afghanistan telah berada di tangan Taliban. Tetapi, sebagian milisi Uzbek yang semula mengadakan perjanjian damai dan bekerjasama dengan Taliban, berkhianat. Pengkhianatan ini menimbulkan pembantaian mengerikan yang menimpa pasukan mereka di utara, di mana korban pembantaian ini mencapai 10.000 hingga 15.000 pasukan Taliban, menurut angka-angka yang disebut, dalam pembantaian sadis, di mana kebanyakan dari mereka dikuburkan hidup-hidup dalam kuburan masal oleh milisi Uzbek Komunis di Mazar-i Syarif bersama dengan sekutu mereka dari golongan Syiah.
Maka, Taliban kembali bergerak ke utara dengan penuh waspada, lantas satu persatu wilayah utara jatuh ke tangah mereka sekali lagi. Maka, pasukan Dustum pun hancur dan ia melarikan diri ke Uzbekistan. Maka, tidak ada lagi kekuatan militer yang melawan mereka kecuali pasukan Mas’ud yang berdiam di sebuah lembah sempit yang terbentang dari Panshir hingga Gunung Siraj, kemudian ke Tasyarika, hingga ke pintu gerbang Kabul bagian utara, di mana di situ ia bertahan bersama pasukan pengikut Sayyaf. Taliban bergerak ke utara mengejar pasukan Mas’ud melalui jalan Ghurbind, tempat yang sewaktu-waktu bisa dijadikan jalan penyerangan bagi Mas’ud dan Sayyaf ke arah Kabul, dalam upaya menguasainya dan mengembalikan neraca kekuatan di Afghanistan, sekali lagi.
Serangan itu benar-benar terjadi ketika pasukan Taliban masih tersebar jauh dari ibukota Kabul, di mana pada saat itu, Kabul diselamatkan, setelah oleh karunia Allah, oleh sekelompok mujahidin Arab.
Pemerintahan Taliban telah mengumumkan penerapan syariat Islam di seluruh kawasan yang berada di bawah kekuasaannya dengan menjadikan Kabul yang dikuasainya pada 27-9-1996 sebagai ibukota dan basis gerakan politiknya dan menjadikan Kandahar sebagai tempat tinggal Amirul Mukminin dan basis gerakan legislasi dan organisasinya.
Dalam waktu singkat, Taliban telah menguasai hampir seluruh kawasan Afghanistan (kecuali sedikit kawasan utara yang telah kami singgung sebelumnya) dengan memproklamirkan tujuan-tujuannya, yang secara ringkas berupa penerapan syariat Islam secara total, penciptaan stabilitas dan keamanan di seluruh kawasan negeri Afghanistan, pemulihan bangunan, dan pembangunan infrastruktur di seluruh kawasan negeri Afghanistan.
Tak lama setelah itu, musuh-musuh Allah di seluruh dunia pun geger. Mereka memperlihatkan kedengkian mereka, membidikkan anak panah mereka, dengan harapan mereka bisa mengenai Taliban dalam satu pembunuhan atau paling tidak mempersempit ruang geraknya. Maka, mereka mulai melontarkan tuduhan-tuduhan sebagai berikut:
  1. Taliban telah membawa Afghanistan dari cahaya peradaban yang gemerlap kepada apa yang mereka sebut sebagai kegelapan syariat Islam.
  2. Melarang wanita dari kegiatan belajar dan mengajar serta menutup pintu-pintu rumah untuk menghalangi para wanita keluar dari rumah menuju sekolah dan universitas.
  3. Melarang kaum wanita bekerja atau berkarir.
  4. Mengharuskan kaum wanita mengenakan hijab.
  5. Melarang minuman keras di seluruh kawasan Afghanistan.
  6. Melarang musik dan lagu di panggung maupun di tempat-tempat umum.
  7. Melindungi para teroris dan melatih kelompok-kelompok mujahidin.
  8. Menanam ganja dan mengekspornya ke seluruh dunia.
  9. Tidak mematuhi undang-undang internasional dan konvensi-konvensi antar negara.
  10. Membela kasus-kasus keislaman, khususnya intifadah di Al-Aqsha, Palestina.
Sebagai contoh, Muhammad Hasanain Haikal berkata membawakan sebuah peristiwa menyentuh, ketika ia mengatakan:
“Agen intelijen pusat Amerika terlibat sangat intens terhadap peroalan Afghanistan, sampai-sampai sekelompok stafnya telah menghabiskan waktu enam bulan untuk membuat laporan tentang penyimpangan seksual bagi para pemimpin Afghan serta pentingnya menggunakan penyimpangan seksual itu sebagai alat untuk menundukkan mereka! Sebagai contoh nyata, agen intelijen tersebut mensinyalir adanya perang hebat yang berlangsung selama beberapa bulan antara dua orang pemimpin yang kedua-duanya jatuh cinta kepada anak kecil yang ditemukan oleh salah seorang dari kedua pemimpin itu, lantas diculik oleh yang lain.”
Ya, Imperium Setan ini telah memproduksi sesuatu paling rendah yang ada pada diri manusia yaitu nafsu seks, bermain dengan dan di atasnya. Sesungguhnya, setiap orang memiliki titik kelemahan, jika kelemahan itu tidak ditemukan, Anda bisa menciptakannya dengan memberikan iming-iming dan menyesatkannya. Jika Anda tidak berhasil juga, Anda bisa mempublikasikan kelemahan itu agar kebohongan-kebohongan dan kedustaan-kedustaan mengenainya tersebar luas. (Sumber: Dr. Muhammad Abbaas, “Bukan… Tapi Perang terhadap Islam” (diterjemahkan oleh Ibnu Bukhori), Solo: Wacana Ilmiah Press, Cet. I, April 2004, hal. 236)
Dalam tuduhan-tuduhan ini, mereka telah mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Kebanyakan tuduhan tersebut tidak memiliki dasar kebenaran sama sekali, melainkan semata-mata merupakan kebohongan murahan. Kebanyakan darinya bahkan merupakan mahkota yang berkilau yang dipasangkan di dahi Taliban.
Adapun pihak-pihak yang berada di belakang tuduhan-tuduhan ini adalah: Amerika Serikat, Uni Eropa, Republik Rusia, beberapa republik Islam yang merdeka setelah kejatuhan Uni Soviet, India, Yahudi di Palestina, sebagian besar negara Islam, PBB, kaum sekuleris di seluruh negara. Semua tuduhan ini dilontarkan melalui surat kabar, majalah, buku-buku, siaran radio dan televisi, internet, dan berbagai media informasi lainnya.
Seluruh pihak yang telah kami sebutkan tadi telah berhimpun untuk menjatuhkan pemerintahan Taliban, meski berapapun biaya yang diperlukan dan meskipun penderitaan yang dialami bangsa Afghanistan semakin parah.
Mereka semua menunjukkan dendam mereka dan berlindung di balik payung Perserikatan Bangsa-bangsa. Mereka mengepung penuh Afghanistan yang diperintah oleh Taliban. Mereka memasang pagar-pagar yang mengisolasi dan menyerangnya dari darat dan udara, agar mereka bisa membunuh bangsa Afghanistan dengan rasa lapar dan ketertindasan. Kemudian, sesudah itu mereka akan mengatakan: “Ia dibunuh dan ditindas oleh Taliban!”
Adapun dari dalam, mereka menyebarkan kelompok-kelompok misionaris yang menjelajahi sebagian besar kawasan Afghanistan dengan alasan untuk menyelamatkan rakyat Afghanistan yang secara sistematis telah dibuat lapar dan takut, kemudian mereka datang untuk menjadi juru selamat, seperti serigala yang berbulu domba.
Jumlah organisasi misionaris yang aktif hingga sekarang di Afghanistan dan diwarisi oleh Taliban dari masa-masa sebelumnya mencapai sekitar 240. Surat Kabar Frontie Post yang terbit di Peshawar dengan bahasa Inggris, pada edisi 10 Desmber 1997, mempublikasikan bahwa organisasi NGO Men telah berhasil mengkristenkan 100.000 rakyat Afghanistan selama 7 tahun (mulai tahun 1990 hingga 1997).
Taliban telah mengumumkan penerapan syariat Islam di seluruh bidang kehidupan. Mereka mengeluarkan beberapa keputusan menyangkut persoalan wanita dan perlindungannya dari penyimpangan. Mulla Muhammad Umar berkata: “Kita tidak anti pengajaran bagi wanita, tetapi kita ingin mengatur pengajaran kaum wanita dengan aturan-aturan syariat.”
Taliban juga telah mengeluarkan beberapa keputusan yang melarang penanaman, produksi, dan pemakan ganja di Afghanistan, di mana sepanjang sejarah, Afghanistan telah menjadi negara terkemuka pengekspor barang haram ini.
Ketika semua itu terjadi, maka semuanya menjadi rambu-rambu yang jelas menunjukkan hakikat gerakan Taliban, tujuan-tujuannya, dan target-targetnya serta sejauh mana tingkat kebenarannya. Gerakan ini telah mengajukan solusi bagi Afghanistan yang terkucil. Ia telah berhasil mewujudkan apa yang gagal diwujudkan oleh gerakan lain dan berdiri kukuh ketika yang lain surut ke belakang. Berbagai upaya iming-iming maupun penyesatan tidak mampu membalikkannya dari jalan yang telah digariskannya, ketika amirnya dengan tegas menyatakan—sebagai jawaban atas embargo, tekanan, dan tawar-menawar yang diajukan kepadanya: “Sesungguhnya prinsip-prinsip Islam mengenai pemerintahan Islam tidak bisa menerima kompromi atau tawar-menawar terhadapnya dengan apapun juga.”
Adalah mustahil untuk menjelaskan seluruh sepak terjang Taliban, sekalipun dengan menggunakan seluruh lembaran buku ini, oleh karena itu, penulis akan memberikan gambaran sepintas, barangkali ini bisa menghilangkan berbagai kebohongan yang diceritakan mengenainya.
Kita awali dengan kesaksian Mufti Mesir, Dr. Nashr Farid Washil, di mana beliau mengatakan:
“Ketika kita pergi ke sana, kita akan mendapati bahwa realitas Afghanistan berbeda sama sekali dari apa yang digambarkan dan disiarkan oleh media massa Barat tentang Taliban dengan berbagai pengekangan, pengungkungan wanita, dan perkebunan ganja. Kami semua, sebagai delegasi, semula memiliki kesan kuat di benak kami bahwa Taliban benar-benar telah mengangkat syiar Islam sebagai solusi, tetapi mereka kemudian menanam ganja untuk membiayai gerakan mereka. Media massa Barat menyiarkan bahwa mereka mengekang dan melarang kaum wanita dari aktivitas mengajar, mengemudi mobil, dan sebagainya, bahwa mereka begini dan begitu. Tapi, di sana terlihatlah fakta yang tak pernah terlihat itu, bahwa mereka tidak menanam ganja, melainkan membentuk kelompok-kelompok untuk memberantas pertanian ganja, bahkan benar-benar membakar perkebunannya. Mereka melarang ada satu pohon ganja pun dalam pemerintahan mereka!
Adapun kaum wanita, maka kami melihat mereka ada di jalan raya, di sepanjang jalan raya. Mereka mengatakan: bahwa apa yang dipublikasikan itu keliru. Yang benar adalah, ‘karena kurangnya sekolah dan gedung sekolah, disebabkan oleh kondisi pengajaran yang buruk di negeri kami’, maka kami mulai menyiasati keadaan, yaitu bahwa anak laki-laki, khususnya yang tertua akan menjadi penanggung jawab dan penting bagi keluarganya; oleh karena itu, kami mengutamakan saudara laki-laki paling besar daripada saudara-saudara lainnya, sekalipun mereka juga sama-sama laki-laki, agar mendapat tempat di sekolah. Maka laki-laki tertualah yang paling utama. Jadi, permasalahannya bukan perempuan atau laki-laki, melainkan keadaan telah mengatur aktivitas dan sikap kami. Jika keadaan pengajaran membaik, tentu setiap anak perempuan akan mendapat tempat seperti anak laki-laki.’
Sebenarnya, kami sangat terkejut dengan keadaan yang disiarkan secara bohong oleh media informasi Barat. Saya mengakui bahwa saya pribadi dulu mempercayai semua pemberitaan menyangkut Taliban, akan tetapi setelah melakukan kunjungan itu, seluruh delegasi tanpa terkecuali yakin tentang ketidakobjektifan media massa Barat dan upayanya untuk menyesatkan seluruh dunia, khususnya mengenai realitas Taliban dan Afghanistan.
Terus terang, saya juga menganggap kunjungan ini seluruhnya bernilai positif, karena dengan kunjungan ini kami mengerti sejauh mana kebohongan informasi-informasi yang dipublikasikan oleh media massa Barat.
Saya katakan: sudah waktunya negara-negara Islam untuk mulai mengakui pemerintahan Taliban. Ini merupakan pendapat delegasi Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan pendapat saya pribadi. Saya katakan, sudah waktunya kita memahami bahwa kebanyakan kekuatan politik internasional menghendaki kondisi menyedihkan ini, di mana kekuatan-kekuatan ini berupaya menciptakan perpecahan di antara saudara-saudara seagama. Karena itu, saya menyerukan kepada dunia Arab dan Islam untuk merevisi sikapnya terhadap pemerintah Taliban.”
sekian  info dari saya semoga bermanfaat
sumber=unseen hand

Selasa, 18 Desember 2012

Sejarah TNI AL



PANGKALAN UTAMA TNI AL III
 
        Sejarah Pangkalan TNI Angkatan laut (Lantamal) III tidak bisa dipisahkan dari keberadaan sejarah berdirinya TNI AL itu sendiri, Karena Pangkalan merupakan salah satu dari Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yaitu yang terdiri dari Pangkalan, Kapal, Marinir dan Pesawat Udara (Pesud). Sebelum mengetahui keberadaan Lantamal III kita harus tahu dulu sejarah terbentuknya atau awal keberadaan TNI AL serta perkembangannya organisasinya sesuai dengan situasi dan kondisi perkembangan lingkungan strategis. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan sebagai Negara merdeka dan berdaulat, esok paginya PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menggelar sidang menetapkan UUD 1945, Presiden dan Wapres serta membentuk KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), kemudian pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI memutuskan pembentukan Badan keamanan Rakyat (BKR). Tujuan diadakan BKR adalah untuk menampung bekas anggota PETA dan Heiho yang dibubarkan pemerintah Jepang dan sekaligus dimaksudkan guna menampung semangat keprajuritan putra-putra Indonesia. Kemudian secara serempak baik di pusat maupun di daerah-daerah para pemuda membentuk BKR-BKR yang awalnya bukan organisasi tentara, dengan tujuan untuk menghindari bentrokan dengan fihak rezim penjajahan Jepang. Para pemuda yang berjiwa bahari seperti SPT (sekolah Pelayaran TInggi) dan SPI (Serikat Pelayaran Indonesia) dan Pelaut-pelaut Jawa Unko Kaisya kemudian mengkoordinir seluruh pemuda pelaut-pelaut Indonesia lainnya dan membentuk BKR Laut pada tanggal 10 September 1945 yang nantinya berubah menjadi TKR dan selanjutnya menjadi ALRI. Setelah diresmikannya BKR Laut Pusat oleh Komite Nasional Indonesia (KNIP) tanggal 10 September 1945 dan kemudian disusunlah Staf Umum BKR Laut Pusat yang bersifat sederhana hanya beberapa orang yang menjadi Pimpinan yaitu Ketua Umum : M. Pardi dengan anggota Adam, R.E. Martadinata, Ahmad Hadi, Surjadi, Oentoro Koesmardjo dan Darjaatmaja. Seiring perkembangan waktu dengan adanya Maklumat No.2/X tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentukan Tentara keamanan Rakyat (TKR) maka secara resmi BKR Laut berubah menjadi TKR Laut. Situasi Jakarta yang cukup rawan sehingga pemerintah mengeluarkan putusan untuk memindahkan TKR laut ke luar kota sesuai dengan kehendak pemerintah untuk menjadikan Jakarta sebagai kota Diplomasi dan tidak menginginkan Jakarta menjadi daerah pertempuran seperti yang dialami Kota Surabaya. Kedudukan selanjutnya Markas Teringgi TKR Berkedudukan Di Yogjakarta setelah perubahan nama mengadakan penyempurnaan organisasi antara lain: Markas tertinggi TKR di Yogjakarta dipimpin Laksamana III M. Pardi, Divisi I TKR Laut Jawa barat berkedudukan di Cirebon dipimpin Laksamana III M. Adam dan Divisi TKR II Jawa Tengah berkedudukan di Purworejo pimpinan Laksamana M. Nasir, khusus untuk perkembangan BKR dan TKR Laut di Jawa Timur menurut instruksi-instruksi dari TKR Laut Jogjakarta, tetapi sehubungan kondisi saat itu yang tidak kondusif akhirnya mempunyai perkembangan sendiri yang membawa pada suatu dualisme.
          Untuk menyatukan semua pihak dan aliran yang terdapat dalam lingkungan TKR Laut dibentuk suatu Komisi Penyelenggaraan Susunan Baru Markas Tertinggi TKR yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur pimpinan Yogjakarta, Lawang dan Kementerian Pertahanan. Susunan komisi ketua R.S. Ahmad Sumadi dengan anggota Adam, M. natsir, Katamudi, Moch. Affandi yang disyahkan oleh Menteri Pertahanan Amir Sjarifudin dengan disaksikan Wapres Moh. Hatta, Jaksa agung Mr. Kasman Singodimedjo, Kepala Staf TKR Darat Urip sumoharjo. Kemudian Komisi ini menyelenggarakan sidang pertama kali tanggal 25 dan 26 Januari 1946 dan mengambil beberapa keputusan antara lain; 1) Mengangkat Atmadji sebagai Pemimpin Umum TKR laut dan ditempatkan pada kementerian Pertahanan, 2) Untuk Koordinasi sepenuhnya antara beberapa fihak dan aliran dalam TKR laut diputuskan untuk mengangkat M. Nazir sebagai Kepala Staf Umum dengan dibantu M. Pardi dan Gunadi dengan ketentuan ketiganya tidak boleh diadakan perbedaan pangkat. Ketiga pimpinan tersebut diwajibkan untuk menyusun staf TKR laut dengan sebaik-baiknya. Pada tanggal ini juga nama TKR Laut dirubah menjadi TRI Laut dan pada bulan Februari 1946 TRI Laut dirubah menjadi ALRI. Perubahan nama tersebut tidak mempengaruhi struktur organisasi yang telah ada, hanya sejak digunakan nama ALRI para resimen/batalion TRI Laut terutama di kota-kota pelabuhan lebih mempopulerkan nama Pangkalan ALRI. Hasil perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) 27 Desember 1949 menimbulkan konsekuensi ALRI menjadi ALRIS sesuai dengan Kepres No. 9 tanggal 28 Desember 1949 dan Kepres RIS No. 42 Tanggal 25 Januari 1950 serta Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. 34/MP/50 ditetapkan struktur organisasi ALRIS pada 4 Februari 1950. Kemudian tanggal 17 Agustus 1950 RIS dihabus sehingga ALRIS beubah lagi menjadi ALRI. ALRI yang menganut struktur organisasi �Line and Staff�, setelah tersusun Staf Angkatan laut, kemudian berikutnya membentuk Kotama dan Pendirat. Kebijakan pembentukan Kotama untuk membentuk organisasi Pangkalan Besar Angkatan laut. Sesuai Surat keputusan Menteri pertahanan RIS No. 34/MP/50 tanggal 4 Februari 1950 disebutkan adanya Komando utama yang berkedudukan langsung dibawah KSAL yaitu Komando Daerah Maritim Surabaya (KDMS), Komando Daerah Maritim Belawan (KDMB) dan Kedinasan Kota Angkatan Laut Djakarta (KKALD). Tugas dari KKALD mempersiapkan segala sesuatu guna pemindahan Markas Besar Angkatan Laut dari Yogjakarta ke Jakarta serta menampung anak buah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Sumatra. KKALD disempurnakan menjadi organisasi Komando Maritim Kota (Komarko) dengan Komandan Mayor Laut Adm Saleh Bratawijaya. Seiring perkembangan organisasi kemudian berdasarkan SK Menteri Pertahanan No. 641/MP/6/50 Tanggal 27 Oktober 1950 dibentuklah Organisasi Komandemen Daerah Maritim Djakarta (KDMD) dengan Komandan Mayor Laut Adm Saleh Bratawijaya dengan Markas di Jl. DR. Sutomo 10. KDMD mempunyai wilayah tanggung jawab meliputi daerah Pelabuhan Tanjung Priok, Selat Sunda, Daerah Kota, Tanjung Priok, Jakarta Raya dan Kebayoran baru.
 
Tugas KDMD adalah :

1) Bertanggung jawab atas pertahanan di perairan tanggung jawabnya
2) Bertanggung jawab atas ketertiban dan keamanan serta menegakkan kedaulatan Negara di perairan yang termasuk daerahnya.
3) Mengatur operasi-operasi kapal yang ditempatkan dibawah perintahnya.
4) Menyelenggarakan pemeliharaan kecil untuk kapal, dalam batas kemampuannya.
5) Dalam melaksanakan tugas Komandan KDM tidak diperkenankan ikut campur urusan pemerintahan sipil.

         KDMD berkedudukan langsung dibawah KSAL, dalam melaksanakan tugas sehari-hari Komandan KDMD wajib mengadakan hubungan langsung dengan institusi militer maupun sipil yang ada di wilayahnya.
Sesuai Surat Keputusan KSAL tanggal 11-6-1953 No. G.11/4/10, Organisasi KDMD terdiri dari :

- KDMD dipimpin seorang Komandan
- Pembantu Komandan : Kepala Staf
- Sekretariat : Urusan umum, arsip dan ekpedisi dan Tata Usaha koamndemen
- Staf Komandan terdiri dari :
     Seksi I : Penyelidik/Security
     Seksi II : Operasi dan Kesediaan
     Seksi III : Dinas Tehnik/Material
     Seksi IV : Intedan
- Dinas Pemeliharaan Khusus terdiri dari : Perhubungan (PHB), Dinas Angkutan Angkatan laut (DAAL), Pemeriksa Kapal, Bengkel kapal, Bengkel Mobil, Persenjataan, Permiyakan, Perumahan, Bangunan, Penerangan, Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan.
 
         Organisasi KDMD berjalan sampai tahun 1960. Selanjutnya terbit Surat keputusan KSAL No. A.4/6/6 tanggal 18 Oktober 1960 KDMD berubah menjadi Komando Daerah Maritim III (Kodamar III). Bersama-sama Kodamar lainya yaitu Komando Daerah Maritim Belawan (KDMB) menjadi Kodamar I, Komando Daerah Maritim Riau (KDMR) menjadi Kodamar II, Komando Daerah Maritim Djakarta (KDMD) menjadi Kodamar III, Komando Daerah Maritim Surabaya (KDMS) menjadi Kodamar IV, Komando Daerah Maritim Makasar (KDMM) menjadi Kodamar V, Komando Daerah Maritim Ambon(KDMA) menjadi Kodamar VI. Kodamar yang semula 6 diperluas menjadi 10 Kodamar yaitu menjadi Kodamar I Belawan, Kodamar II Tanjung Pinang, Kodamar III Jakarta, Kodamar IV Semarang, Kodamar V Surabaya, Kodamar VI Banjarmasin, Kodamar VII Makasar, Kodamar VIII Manado, Kodamar IX Ambon dan Kodamar X Irian Barat. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menhankam/Pangab No. Keb B/429/69 terhitung Januari 1970 nama Kodamar diubah menjadi Komando Daerah Angkatan laut (Kodaeral). Pada perkembangan selanjutnya Kodamar IV Semarang dilikuidasi serta nama Kodaeral diganti Daerah Angkatan Laut (Daerah), sesuai keputusan KSAL No. 5401.23 tanggal 30 Maret 1970 didirikan Daeral VIII Nusa Tenggara (Lombok). Sehingga Daeral tetap 10 dengan perincian yaitu; Daeral I meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat berkedudukan di Belawan, Daeral II meliputi Riau dan Sumatera Selatan berkedudukan di Tanjung Pinang, Daeral III meliputi Jawa Barat dan DKI berkedudukan di Jakarta, Daeral IV meliputi Jawa tengah dan Jawa Timur berkedudukan di Surabaya, Daeral V meliputi Kalimantan berkedudukan di Banjarmasin, Daeral VI meliputi Sulawesi Utara dan Tenggara berkedudukan di Manado, Daeral VII meliputi Sulawesi Selatan dan Tengah berkedudukan di Ujung Pandang, Daeral VII meliputi Nusa Tenggara berkedudukan di Mataram, Daeral IX meliputi Maluku berkedudukan di Ambon dan Daeral X meliputi Irian Jaya berkedudukan di Biak/Jayapura. Kemudian tahun 1984 sebutan Daeral diganti menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan laut (Lantamal) dan dari 10 Daeral menjadi 5 Lantamal yaitu lantamal I Belawan, Lantamal II Jakarta, lantamal III Surabaya, Lantamal IV Ujung Pandang dan Lantamal V Irian. Kemudian berangsur-angsur Lantamal sesuai kebutuhan organisasi bertambah menjadi 11 yaitu Bitung/Mando, Tanjung pinang, Ambon, Padang, Kupang dan Merauke. Pada tahun2006 tepatnya tanggal 13 juli 2006 terbit keputusan Kasal No. Kep/10/VII/2006 tentang perubahan penomoran Lantamal yang akhirnya merubah Lantamal II Jakarta menjadi Lantamal III.
 




sekian info dari saya semoga bermanfaat
sumber  = lantamal III jakarta
Animated Social Gadget - Blogger And Wordpress Tips